, ,

Festival Sastra Banggai ke-9 Merajut Kata dari Teluk Lalong untuk Indonesia

oleh -109 Dilihat

Ruang Luwuk– Dari tepi laut biru Teluk Lalong, semilir angin membawa gema kata-kata yang dirangkai dengan cinta. Yayasan Babasal Mombasa kembali menyalakan api literasi dengan menyelenggarakan Festival Sastra Banggai (FSB) ke-9, yang berlangsung pada 15–18 Oktober 2025 di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Teluk Lalong Luwuk.

Tahun ini, FSB mengusung tema “Simpul Kesembilan Merajut Kata”, melambangkan perjalanan panjang dan konsistensi festival ini dalam merajut jejaring sastra, budaya, dan gagasan dari Tanah Banggai hingga ke kancah nasional.

Simpul Kesembilan: Napas Panjang Gerakan Literasi Banggai

Sejak digagas sembilan tahun lalu, Festival Sastra Banggai menjadi ruang ekspresi bagi para penulis, seniman, dan pegiat literasi untuk berbagi karya serta menyalakan semangat berkebudayaan. Kini, pada simpul kesembilan, festival ini bukan sekadar agenda tahunan, melainkan gerakan kultural yang menandai kesadaran baru masyarakat Banggai terhadap pentingnya literasi sebagai fondasi kemajuan.

Direktur FSB, Ama Gaspar, dalam sambutannya mengatakan, penyelenggaraan tahun ini menjadi istimewa karena Festival Sastra Banggai beriringan dengan Akademi Sastra Banggai ke-3.

“FSB bukan hanya pesta sastra, tetapi juga ruang belajar, ruang bertukar gagasan, dan tempat bertemunya generasi kreatif Banggai dengan para penulis besar nasional,” ujar Ama Gaspar dengan penuh semangat.

Festival dibuka secara resmi oleh Staf Khusus Menteri Kebudayaan Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Nisa Ringganis, bersama Direktur Pengembangan Budaya Digital, Andi Syamsurizal. Hadir pula Wakil Bupati Banggai, Furqanuddin Masulilli, Kapolres Banggai, serta sejumlah kepala OPD lingkup Pemkab Banggai.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Furqanuddin Masulilli menegaskan bahwa FSB bukan sekadar agenda seni, melainkan manifestasi dari identitas dan kebanggaan kultural masyarakat Banggai.

“Festival Sastra Banggai adalah perayaan karya sastra, ruang refleksi, dan wadah pelestarian budaya. Dari festival ini lahir banyak ide baru, dialog intelektual, serta karya yang merepresentasikan karakter lokal,” ujarnya.

Wakil Bupati Banggai Hadiri Pembukaan Festival Sastra Banggai (FSB) Tahun 2025 - CNN CAKRAWALA NATIONALNEWS

Baca Juga: 26 Pelaku Narkoba Dibekuk di Banggai Polisi Sita 174 Gram Sabu

Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementerian Kebudayaan RI yang terus memberi perhatian pada penguatan literasi budaya di daerah. “Dukungan ini menjadi dorongan berharga bagi kami untuk menumbuhkan ekosistem kreatif berbasis kearifan lokal,” tambahnya.

Membangun Ekosistem Sastra Indonesia

Direktur Pengembangan Budaya Digital Andi Syamrizal menjelaskan bahwa tahun 2025 menjadi momentum penting bagi penguatan dunia sastra di Indonesia. Menurutnya, keberadaan FSB di Banggai menunjukkan bagaimana daerah bisa menjadi poros literasi baru, di luar pusat-pusat kebudayaan besar seperti Jakarta atau Yogyakarta.

Suasana malam pembukaan FSB semakin semarak dengan kehadiran sejumlah nama besar di dunia sastra Indonesia: Aan Mansyur, Dee Lestari, Eka Kurniawan, Eko Triono, dan Henry Manampiring.

Para penulis ini tidak hanya hadir sebagai tamu kehormatan, tetapi juga akan mengisi kelas-kelas program, berbagi pengalaman, serta berdialog dengan para peserta dan penulis muda.

Kehadiran mereka menjadi magnet tersendiri bagi ratusan peserta dari berbagai daerah di Sulawesi dan Indonesia Timur. Banyak yang datang bukan hanya untuk belajar menulis, tetapi juga untuk merasakan atmosfer literasi yang hangat dan inklusif khas Banggai.

Shoppe Mall

No More Posts Available.

No more pages to load.