Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah – Sejumlah peternak asal Kecamatan Luwuk Selatan dan Kecamatan Moilong mulai menerapkan inovasi baru dalam pengelolaan pakan ternak usai mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) di Jawa Barat. Salah satu pola yang kini mulai dicoba adalah pemanfaatan maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF) sebagai sumber pakan alternatif yang lebih murah dan kaya nutrisi.
Dari Bimtek ke Penerapan Lapangan
Para peternak mengaku memperoleh banyak pengetahuan baru saat mengikuti Bimtek di Jawa Barat beberapa waktu lalu. Salah satu materi yang paling menarik perhatian adalah teknik budidaya maggot dan pemanfaatannya sebagai pakan unggas serta ikan.
“Awalnya kami hanya dengar sekilas soal maggot. Setelah dijelaskan detail di Bimtek, ternyata kandungan proteinnya sangat tinggi. Ini sangat membantu untuk menekan biaya pakan,” ujar salah seorang peternak asal Moilong.
Sekembalinya ke Banggai, mereka langsung mencoba membuat instalasi sederhana untuk membudidayakan maggot di lingkungan kandang.
Pakan Murah, Nutrisi Tinggi
Selama ini, biaya pakan menjadi tantangan utama dalam usaha ternak ayam maupun ikan. Harga pakan pabrikan kerap naik turun, sehingga membebani peternak kecil. Kehadiran maggot dinilai bisa menjadi solusi karena dapat dibudidayakan dengan memanfaatkan limbah organik.
Menurut hasil uji lapangan, maggot mengandung protein hingga 40–60 persen, sehingga cocok sebagai pengganti sebagian pakan pabrikan. Selain itu, pemanfaatan maggot juga mendukung prinsip ekonomi sirkular dengan mengurangi sampah rumah tangga.
“Dulu kami sering kesulitan ketika harga pakan naik. Sekarang, dengan maggot, setidaknya ada alternatif yang bisa mengurangi ketergantungan pada pakan pabrikan,” kata seorang peternak di Luwuk Selatan.

Baca juga: Sebelum Pembukaan Popda Sulteng, Dua Atlet Banggai Boyong Medali
Dukungan Pemerintah Daerah
Dinas Peternakan dan instansi terkait menyambut baik langkah para peternak ini. Pemerintah daerah berencana memberikan pendampingan lebih lanjut agar pola pakan berbasis maggot bisa berkembang luas.
“Kami akan mendorong kelompok peternak agar tidak hanya menggunakan, tetapi juga mampu mengembangkan budidaya maggot secara berkelanjutan. Ini tidak hanya bermanfaat untuk pakan, tapi juga membuka peluang usaha baru,” ujar salah satu pejabat Dinas Peternakan.
Harapan untuk Peternakan Berkelanjutan
Dengan adanya penerapan pola pakan maggot, diharapkan usaha peternakan di Banggai, khususnya Luwuk Selatan dan Moilong, bisa lebih efisien dan berdaya saing. Selain menekan biaya produksi, inovasi ini juga mendukung pola peternakan ramah lingkungan.
Para peternak berharap, ke depan pemerintah bisa memfasilitasi pelatihan lanjutan serta memberikan bantuan sarana budidaya agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
“Kami ingin membuktikan bahwa peternakan kecil di daerah juga bisa maju dengan inovasi sederhana. Maggot ini buktinya, murah, mudah, dan bermanfaat,” pungkas seorang peternak Moilong.