, ,

Lapas Luwuk Gencarkan Program DIROSA Warga Binaan Kini Lancar Mengaji

oleh -43 Dilihat

Ruang Luwuk– Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Luwuk terus menunjukkan komitmennya dalam membentuk karakter dan spiritualitas para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Melalui program pembinaan kerohanian, Lapas Luwuk kini gencar melaksanakan pembelajaran membaca Al-Qur’an menggunakan Metode DIROSA (Direktori Rosyad) — sebuah metode yang dikenal cepat, praktis, dan efektif bagi pemula.

Kegiatan yang berlangsung di Masjid At-Taubah Lapas Luwuk ini diikuti oleh 30 Warga Binaan dengan antusiasme tinggi. Mereka mengikuti setiap sesi dengan penuh semangat dan kesungguhan, menjadikan kegiatan mengaji bukan sekadar rutinitas, tetapi juga sarana pembinaan diri yang bermakna.

Metode DIROSA: Jalan Mudah Belajar Al-Qur’an untuk Pemula

Kepala Lapas Kelas IIB Luwuk, Muhammad Bahrun, menjelaskan bahwa metode DIROSA dipilih karena terbukti efektif membantu peserta yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik.

“Kami menyadari tidak semua Warga Binaan memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dengan lancar. Melalui metode DIROSA, mereka yang sama sekali belum bisa atau masih terbata-bata dapat belajar dengan cepat dan terstruktur,” ujar Bahrun.

Metode ini mengajarkan dasar-dasar membaca Al-Qur’an mulai dari pengenalan huruf hijaiyah, makhraj huruf, hingga cara membaca ayat secara tartil. Pembelajaran dilakukan secara bertahap, interaktif, dan disesuaikan dengan kemampuan peserta, sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Kolaborasi Pembinaan: Sinergi Lapas dan Kementerian Agama

Program pembinaan ini terlaksana berkat kerja sama antara Lapas Luwuk dengan Kementerian Agama Kabupaten Banggai. Para penyuluh agama dari Kemenag hadir secara langsung untuk mendampingi peserta, bersama petugas pembinaan Lapas yang telah mendapatkan pelatihan metode DIROSA sebelumnya.

Baca Iqro dan Al Quran Menjadi Pembinaan Utama di Lapas Luwuk - Kompasiana.com

Baca Juga: PUPR Banggai Genjot Rehabilitasi 24 Ruas Jalan Dalam Kota Luwuk Capai Rp7 Miliar

Pendampingan ini memastikan pembelajaran berlangsung dengan kualitas terbaik. Selain belajar membaca Al-Qur’an, peserta juga mendapatkan bimbingan mengenai tata cara ibadah, nilai-nilai keislaman, dan pembentukan akhlak mulia.

“Ini adalah upaya kami untuk memastikan proses pembinaan di Lapas berjalan secara holistik — tidak hanya aspek intelektual dan keterampilan, tetapi juga spiritual. Karena kami yakin, ketenangan batin dan kedekatan dengan agama dapat menjadi fondasi utama perubahan diri,” tambah Bahrun.

Warga Binaan: Dari Malu Menjadi Termotivasi

Bagi para peserta, program ini menjadi pengalaman spiritual yang berharga. Salah seorang Warga Binaan, berinisial H, mengaku awalnya merasa minder karena belum lancar membaca Al-Qur’an.

“Dulu saya malu karena belum bisa mengaji. Tapi di sini saya diajari dari awal, suasananya sangat mendukung dan penuh motivasi. Sekarang saya merasa lebih tenang, dan waktu di Lapas jadi lebih bermanfaat. Semoga setelah bebas nanti, saya bisa istikamah membaca Al-Qur’an,” ujarnya dengan mata berbinar.

Cerita seperti H bukan hal yang langka di Lapas Luwuk. Banyak Warga Binaan yang mulai menemukan ketenangan dan arah hidup baru melalui kegiatan keagamaan seperti ini. Mereka belajar bukan hanya untuk bisa membaca Al-Qur’an, tetapi juga untuk memperbaiki diri dan memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta.

Shoppe Mall

No More Posts Available.

No more pages to load.