Ruang Luwuk– Harapan besar yang dulu pernah disematkan pada Luwuk Shopping Mall kini mulai meredup. Pusat perbelanjaan yang pernah digadang-gadang sebagai ikon modernisasi ritel di Kabupaten Banggai itu kian sepi pengunjung. Kondisi ini membuat para pedagang yang bertahan di dalamnya harus menghadapi dilema berat: tetap membayar retribusi setiap bulan, meski omzet penjualan kian menurun.
Seorang pedagang perempuan yang hadir di kantor DPRD Banggai mengungkapkan keluh kesahnya di hadapan para wakil rakyat.
“Ramai itu hanya saat Ramadan, itu pun menjelang akhir,” ucapnya lirih. “Kalau sepi begini, dari mana kami ambil untuk bayar retribusi, kalau dagangan tidak laku?”
Keluhan ini langsung mendapat perhatian dari Ketua Komisi III DPRD Banggai, Suprapto. Politisi PDIP itu menegaskan pihaknya akan menindaklanjuti persoalan ini melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama pemangku kepentingan terkait.
“Kami mencatat semua masukan pedagang. Masalah ini harus segera kita cari solusinya bersama,” ujarnya.
Banyak Kios Kosong, Ada yang Dijual
Baca Juga: Bupati Banggai Kucurkan Rp2 Miliar untuk Renovasi Masjid Agung An-Nuur Luwuk
Pantauan di lapangan menunjukkan, sebagian besar kios di dalam Luwuk Shopping Mall kini kosong. Beberapa di antaranya bahkan dipasangi tulisan dijual lengkap dengan nomor telepon pemilik. Padahal, saat awal beroperasi sekitar tahun 2016, mall ini sempat menjadi magnet baru bagi masyarakat Banggai.
Kala itu, deretan kios sandang, kedai makanan, dan coffee shop ramai dikunjungi warga. Tahun 2015 hingga 2018 bisa dibilang masa-masa keemasan mall ini. Namun, memasuki beberapa tahun terakhir, geliat itu meredup, terlebih setelah pandemi COVID-19 yang mempercepat pergeseran pola belanja masyarakat ke platform daring.
Pusat Belanja Modern Pertama di Banggai
Luwuk Shopping Mall memiliki cerita panjang dalam perjalanannya. Dibangun dengan konsep modern, mall ini diresmikan pada 2016 dengan tujuan menghadirkan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman dan terpusat bagi masyarakat Luwuk. Sebelum mall berdiri, warga setempat lebih banyak mengandalkan pasar tradisional atau pertokoan kecil yang tersebar di sudut kota.
Berlokasi di jantung Kota Luwuk, tepatnya diapit Jalan MT Haryono dan Jalan KH Samanhudi menuju kawasan Teluk Lalong, mall ini menempati posisi strategis. Awalnya, ia tak hanya berfungsi sebagai pusat belanja, melainkan juga pusat kegiatan sosial dan hiburan. Acara promosi, pameran, hingga kegiatan komunitas kerap digelar di sini, menjadikannya destinasi favorit keluarga dan anak muda.
Selain itu, kehadiran mall turut menggerakkan perekonomian daerah. Lapangan kerja tercipta, usaha kecil menengah mendapat tempat untuk memasarkan produknya, dan kawasan sekitar ikut berkembang.
