Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menghadiri secara langsung puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 yang dipusatkan di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, pada Sabtu. Kehadiran Menteri PPPA disambut hangat oleh ribuan anak, orang tua, pendidik, serta pemerintah daerah yang turut memeriahkan acara tahunan tersebut.
Banggai Jadi Tuan Rumah HAN 2025
Pemilihan Banggai sebagai lokasi peringatan nasional kali ini bukan tanpa alasan. Kabupaten ini dinilai memiliki komitmen kuat dalam mewujudkan daerah ramah anak, termasuk melalui berbagai inovasi perlindungan anak di tingkat desa dan kelurahan.
Bupati Banggai dalam sambutannya mengungkapkan rasa bangga karena daerahnya dipercaya menjadi tuan rumah. “Ini kehormatan sekaligus tantangan bagi kami untuk terus memperjuangkan hak-hak anak, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga perlindungan dari kekerasan,” ujarnya.
Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Pencuri 9 Laptop Milik SMAN 3 Bunta Banggai
Pesan Menteri PPPA: Anak Harus Dilindungi, Didengar, dan Dihargai
Dalam kesempatan tersebut, Menteri PPPA menekankan pentingnya menjadikan anak sebagai subjek pembangunan. Anak-anak harus dipastikan tumbuh dalam lingkungan yang aman, sehat, dan mendukung pengembangan diri.
“Peringatan Hari Anak Nasional bukan hanya seremoni, melainkan momentum untuk mengingatkan kita semua bahwa anak adalah masa depan bangsa. Sudah menjadi kewajiban kita untuk mendengarkan suara mereka, melindungi mereka, dan menghargai setiap hak yang mereka miliki,” tegasnya.
Harapan Mewujudkan Indonesia Layak Anak 2030
Pemerintah pusat menargetkan Indonesia dapat menjadi negara layak anak pada tahun 2030. Untuk mewujudkan hal itu, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci, baik dari pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga pendidikan, hingga keluarga sebagai garda terdepan perlindungan anak.
Menteri PPPA menutup sambutannya dengan mengajak semua pihak untuk tidak hanya merayakan, tetapi juga bekerja nyata dalam menghadirkan masa depan yang cerah bagi generasi penerus.
“Anak-anak bukan hanya penerima kebijakan, tetapi juga agen perubahan. Mari kita dukung tumbuh kembang mereka agar kelak menjadi generasi emas Indonesia,” tuturnya.
