,

Warga Binaan Lapas Luwuk Hasilkan Produk Unggulan Dari Sambal Ikan Roa

oleh -41 Dilihat

Ruang Luwuk– Suasana aula kunjungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, tampak berbeda dari biasanya. Aroma gurih sambal ikan roa dan abon ayam menyeruak di udara, bercampur dengan warna hijau segar dari sayur-sayuran hasil panen. Di balik meja-meja sederhana itu, beberapa warga binaan tampak tersenyum bangga melayani pembeli yang datang — sebagian pengunjung, sebagian lagi petugas.

Pemandangan ini bukan kegiatan bazar biasa. Inilah hasil nyata dari program pembinaan kemandirian yang dijalankan Lapas Luwuk sebagai bagian dari upaya mencetak warga binaan yang tidak hanya terampil, tetapi juga produktif dan mandiri secara ekonomi.

Dari Pelatihan ke Produksi Nyata

Selama beberapa bulan terakhir, warga binaan di Lapas Luwuk telah mengikuti serangkaian pelatihan keterampilan, mulai dari tata boga, pertanian, hingga manajemen usaha kecil. Program ini bukan hanya tentang belajar membuat produk, tetapi juga memahami alur bisnis — dari proses produksi hingga pemasaran.

Kepala Lapas Kelas IIB Luwuk, Muhammad Bahrun, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bukti nyata keberhasilan pembinaan yang berorientasi pada kemandirian.

“Melalui kegiatan ini, Warga Binaan dapat belajar berwirausaha, memahami proses produksi hingga pemasaran, dan merasakan manfaat ekonomi dari hasil kerja mereka. Ini adalah langkah menuju kemandirian yang sesungguhnya,” ujarnya dengan penuh semangat.

Menurut Bahrun, hasil penjualan produk tidak disimpan pribadi oleh individu, melainkan diputar kembali untuk mendukung operasional program kemandirian. Dengan sistem ini, kegiatan pembinaan bisa terus berlanjut tanpa bergantung sepenuhnya pada anggaran negara.

RRI.co.id - Warga Binaan Lapas Luwuk Jual Produk Kemandirian

Baca Juga: Kecelakaan di Jalan Trans Sulawesi Mio Tabrak Avanza di Nuhon

Rasa yang Mengubah Persepsi

Salah satu pengunjung yang sempat mencicipi hasil karya warga binaan, Rahmawati, mengaku kagum dengan kualitas produk yang dijual.

“Saya tidak menyangka sambal ikan roa dan abon ayam buatan Warga Binaan rasanya enak sekali. Sayurannya juga segar. Ini membuktikan bahwa pembinaan di Lapas benar-benar membawa hasil positif,” ungkapnya sambil tersenyum puas.

Testimoni seperti ini menjadi bukti bahwa masyarakat kini mulai melihat warga binaan bukan sekadar orang yang sedang menjalani hukuman, tetapi juga individu yang sedang berproses memperbaiki diri dan berkontribusi.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah, Bagus Kurniawan, turut memberikan apresiasi terhadap terobosan yang dilakukan Lapas Luwuk.

Ia menilai bahwa langkah Lapas Luwuk bisa menjadi model percontohan bagi Lapas lain di wilayah Sulawesi Tengah, terutama dalam hal kemandirian dan pemberdayaan ekonomi berbasis pelatihan.

Shoppe Mall

No More Posts Available.

No more pages to load.